tulisan ini sudah dimuat di kumpulan artikel PKKI ataupun di majalah BROCA, smoga bermanfaat
Setiap hari, mulai dari bangun pagi, beraktivitas, tidur dan bangun kembali keesokan harinya bagaikan sebuah siklus harian. Tanpa kita sadari pada saat tertentu kita merasa segar bugar, lapar, bahkan mengantuk selalu pada waktu yang sama setiap harinya seolah-olah ada timer-nya. Itulah yang dinamakan dengan irama sirkadian yaitu pengulangan setiap 24 jam aktivitas biologis tubuh pada interval tertentu.
Dalam kuliah pengantarnya mengenai tidur, Dr. dr. Adnil Edwin Nurdin, Sp.KJ, dosen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menyampaikan bahwa irama sirkadian dikendalikan oleh suatu bagian di otak yang disebut dengan nukleus suprakiasmatik yang aktivitasnya dipengaruhi oleh sudut datang cahaya matahari yang ditangkap oleh mata sehingga terjadi perubahan fisiologis tubuh secara ritmik setiap harinya. Perubahan arah cahaya matahari juga menjadi dasar penetapan waktu shalat yang merupakan ritual ibadah umat islam yang terbukti memiliki efek positif bagi kesehatan.
Irama sirkadian berlaku pada fungsi tubuh seperti tidur, suhu tubuh, tekanan darah, produksi hormon, pencernaan, jantung, metabolisne ,dan kerja otot. Misalnya suhu tubuh paling rendah sekitar jam 04.30 dan tertinggi kira-kira jam 19.00, tekanan darah paling rendah pada saat jam 06.45 dan paling rendah sekitar jam 18.30, begitu setiap harinya.
Apabila sirkadian terganggu maka akan muncul gejala-gejala seperti kelelahan, insomnia, konstipasi, bahkan dapat memicu penyakit metabolik diabetes melitus dan penyakit jantung. Irama sirkadian dapat terganggu karena waktu tidur yang tertunda ( delayed sleep phase syndrome ), pergeseran jadwal kerja ( shift work), dan jet lag, yaitu perjalanan menggunakan pesawat jet yang melintasi zona waktu.
Delayed Sleep Phase syndrome (DSPS) adalah kondisi dimana sesorang susah tidur kecuali hampir datang waktu subuh dan biasanya telat bangun pagi. Kualitas dan kuantitas tidurnya normal, namun pada siang harinya orang ini akan mengantuk dan lelah. Genetik berpengaruh 40-50% kasus. Biasanya Ini terjadi pada remaja dan dewasa muda dengan angka kejadian 7-16% dan 10% dari orang yang mengeluhkan susah tidur kronik. DPSP dapat disembuhkan dengan terapi perilaku yaitu mematuhi jadwal tidur dan terapi cahaya terang yaitu paparan cahaya terang segera setelah bangun tidur dan menghindari paparan cahaya terang pada sore hari.
Shift work atau pergeseran waktu kerja menjadi masalah Negara industri seperti Amerika Serikat. 20% dari karyawan di Amerika Serikat adalah pekerja shift malam. Para pekerja shift malam akan mengalami perubahan psikologis dan fisiologis. Pekerja shift malam menjadi lebih mudah tersinggung, sensitif, defensif, dan pelupa. efek fisiologisnya adalah kelelahan, kehilangan energy dan gairah seksual, jadwal tidur terganggu, rasa tidak nyaman di perut, dehidrasi, bibir kering , mudah terserang flu,dan gangguan jantung (infark miokard akut). Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat shift work maka yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan diri dan kamar tidur agar bisa tidur senyaman mungkin. Atasi dehidrasi dengan cukup minum. Terapi cahaya terang dapat mengatasi masalah tidur.
“Dalam jangka panjang , shift work mempengaruhi marker yang berperan dalam pengendalian berat badan yaitu leptin, insulin dan kortisol yang berkontribusi terhadap munculnya penyakit diabetes, kardiovaskular, dan obesitas.”Kata Frank Scheer instruktur kedokteran bagian sleep medicine, di Brigham dan Women's Hospital and Harvard Medical School, di Boston.
Gangguan irama tubuh yang terjadi pada jet lag adalah karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan perubahan zona waktu yang tiba-tiba akibat penerbangan yang melintasi zona waktu. Menurut penelitian NASA tubuh membutuhkan waktu 1 jam untuk memulihkan tubuhnya ke irama yang normal. Gejala yang muncul bervariasi mulai dari lemas, susah tidur, cemas, konstipasi, diare, bingung, sakit kepala, dehidrasi, mudah tersinggung, kehilangan nafsu makan, berkeringat, masalah koordinasi, bahkan hilang ingatan. Beberapa orang dapat mengalami denyut nadi yang ireguler dan penurunan daya tahan tubuh.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa perubahan jam tidur, jadwal aktivitas, dan perubahan relatif zona waktu karena penerbangan dapat menyebabkan gangguan irama sirkadian yang berdampak pada kesehatan. Sholat seperti yang telah kita singgung sebelumnya merupakan ibadah yang sudah ditentukan waktunya, yaitu berdasarkan posisi matahari terhadap bumi dapat menjadi terapi perilaku yang mengendalikan aktivitas seseorang agar selalu disiplin sesuai irama sirkadian sehingga dalam beraktivitas tidak berlarut-larut hingga mengganggu fungsi tubuh.
Sebuah penelitian pengaruh sholat tahajud terhadap daya tahan tubuh pada siswa pesantren memberikan hasil positif bahwa sholat dengan ikhlas meningkatkan daya tahan tubuh. Sholat tahajud yang hukumnya sunah saja memberikan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan, lalu bagaimana dengan sholat lima waktu yang diwajibkan bagi setiap setiap muslim. Tentu begitu banyak manfaat yang perlu kita ungkap.
Sholat lima waktu bagaikan check point pada siklus irama sirkadian, karena waktu pelaksanaannya yang sesuai dengan siklus harian tubuh sangat mungkin sekali hikmah sholat wajib salah satunya adalah untuk mengontrol fungsi tubuh yang berubah secara ritmik.
Sholat shubuh sekitar jam 05.00, berdasarkan diagram irama sirkadian, pada saat itu suhu tubuh berada pada titik terendahnya. Gerakan sholat bagaikan warming up sebelum beraktivitas siang harinya, selain itu relaksasi yang ditimbulkan mengurangi produksi hormon kortisol yang memberikan efek stress pada tubuh. Pada siang harinya konsentrasi dan koordinasi tubuh meningkat sehingga aktivitas berada pada puncaknya. Saat itu shalat zuhur berperan sebagai momen untuk beristirahat dan berdo’a yang memberikan efek refresh bagi tubuh dan pikiran sebelum melanjutkan aktivitas. Pada sore hari kecepatan metabolism tubuh berada pada puncaknya, sholat ashar membantu memperlancar prosesnya. Sekitar jam 18.30 suhu tubuh dan tekanan darah berada pada titik tertinggi, keadaan ini berefek somatopsikis sehingga kita jadi emosional, untuk itu sholat maghrib menjadi pengendalinya. Pada malam hari melatonin yaitu hormon yang berfungsi mengatur irama sirkadian. Saat itu shalat isya menjadi penyegar sebelum tidur dengan nyenyak.
Tubuh kita sudah diciptakan dengan sempurna dengan keseimbangannya atau yang lebih dikenal dengan homeostasis dalam dunia kedokteran maka janganlah rusak keseimbangan itu. Salah satu bentuk keseimbangan itu adalah irama sirkadian yang telah Ia jaga dengan perintah shalat sebagai checkpoint perubahan fungsi tubuh yang ritmik.
Daftar Pustaka
Cheng, Michelle Y. et al. 2002. Prokineticin 2 Transmits The Behavioural Circadian Rhythm Of The Suprachiasmatic Nucleus.diakses dari http://www.mrcgene.com tanggal 3 Oktober 2010 Nuryani, Siti. 2007. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Disiplin Sholat Santriwati di Pondok Pesantren Putri Baitul Arqom Balung Jember Tahun Pelajaran 2006-2007. Diakses dari http://skripsi.umm.ac.id tanggal 3 Oktober 2010